Kamis, 17 September 2015

BAHASA DAN FAKTOR LUAR BAHASA


   




 

DISUSUN OLEH:

WAHYU MUFTI AJI

 

 

 NPM:156211181


 

LINGUISTIK UMUM


 

DOSEN PEMANGKU

ERMAWATI, S.Pd,. MA.

 




BAHASA DAN FAKTOR LUAR BAHASA 


        Pada 2.2 disebutkan bahwa objek kajian linguistik mikro adalah struktur intren bahasa atau sosok bahasa itu sendiri; sedangkan kajian linguistik makro adalah bahasa dalam hubungan dengan faktor-faktor di luar bahasa.
Pada 3.2 di atas telah dibicarakan bahasa sebagai bahasa, yaitu yang menjadi objek kajian lingustik mikro dengan cara melihat ciri-ciri yang merupakan  hal yang hakikidari bahasa itu

 3.3.1 Masyarakat Bahasa  

   Kata masyarakat bahasa diartikan sebagai kelompok orang (dalam jumlah yang banyaknya relatif), yang merasa sebangsa, seketurunan, sewilayah tempat tinggal, atau mempunyai kepentingan sosial yang sama.
   Dengan demikian kalau ada sekelompok orang yang merasa sama-sama menggunakan bahasa sunda, maka bisa dikatakan mereka adalah masyarakat bahasa sunda
   Karena titik berat pengertian masyarakat bahasa pada "merasa menggunakan bahasa yang sama", maka konsep masyarakat (dapat menjadi luas dan dapat menjadi sempit).

 3.3.2 Variasi dan Status Sosial Bahasa 

   Pada 3.2.11 telah disebutkan bahwa bahasa itu bervariasi karena anggota masyarakat penutur bahasa itu sangat beragam, dan bahasa itu sendiri digunakan untuk keperluan yang beragam-ragam pula.Berdasarkan penuturannya kita mengenal adanya dialek-dialek, baik dialek ragional maupun dialeg sosial.
  dalam beberapa masyarakat tertentu ada semacam kesepakatan untuk membedakan adanya dua macam variasi bahasa yang dibedakan berdasarkan status pemakaiannya. yang pertama adalah variasi bahasa tinggi (T), dan yang lain variasi bahasa rendah (R). variasi T digunakan dalam situasi-situasi resmi, seperti pidato kenegaraan sedangkan variasi R digunakan secara tidak formal bersifat umum, dan tidak pernah dalam pendidikan formal.
   Berikut adalah variasi bahasa T dan R, biasanya memiliki kosakata yang berbeda. Sekedar contoh:

(22)      Bahasa Yunani


Ragam T                                           Ragam R                                      Arti

Ikos                                                    Sipiti                                        'Rumah'

Idhor                                                  Nero                                             Air

Inos                                                    Krasi                                          Anggur

             Bahasa Arab



 

Ma                                                       Eh                                                Apa

Anfun                                                  Manaxir                                   Hidung

Al'ana                                                  Dilwa'ti                                    Sekarang

             Bahasa Indonesia 


 Ragam T                                          Ragam R

Uang                                                    Duit

Tidak                                                    Nggak,kagak

Istri                                                      Bini


3.3.3  Penggunaan Bahasa 

   Adanya berbagai macam dialek dan ragam bahasa menimbulkan masalah, bagaimana kita harus menggunakan bahasa itu di dalam masyarakat. Mungkin anda akan menjawab, ikutilah kaidah-kaidah gramatikal,maka pasti bahasa yang anda gunakan sudah benar. Jawaban ini sungguh keliru, sebab dengan hanya mematuhi kaidah gramatikal saja, bahasa yang kita gunakan mungkin tidak bisa diterima di dalam masyarakat.

-  Hymes (1974) seorang pakar sosiolinguistik mengatakan, bahwa suatu komunikasi dengan menggunakan bahasa harus memperhatikan delpan unsur, yang diakronimkan  menjadi SPEAKING, yakni:

-  (1) Setting and Scene,yaitu unsur yang berkenan dengan tempat dan waktu terjadinya percakapan. Menggunakan bahasa yang sopan di bagian waktu dan tempat yang sesuai dengan bahasa.

-  (1) Participants, yaitu orang-orang yang terlibat dalam percakapan antara murid kelas 2 SMA dengan gurunya,akan berbeda bahsanya jika Ali murid kelas 2 SMA dengan teman sekelasnya.

-  (3) Ends, yaitu maksud dan hasil dari percakapan . Misalnya,seorang guru bertujuan menerangkan pelajaran bahasa Indonesia secara menarik;tetapi hasilnya sebaliknya; Murid-murid bosan karena mereka tidak berminat dengan pelajaran bahasa

-  (4) Act Sequences, yaitu hal yang menunjukan pada bentuk dan isi percakapan. Misalnya dalam kalimat:
   a.  Dia berkata dalam hati, "Mudah-mudahan lamaranku diterima dengan baik."
   b.  Dia berkata dalam hati, mudah-mudahan lamarannya diterima dengan baik

Contoh (a) adalah bentuk percakapan, sedangkan (b) adalah bentuk isi percakapan.

-  (5) Key, yaitu yang menunjuk pada cara atau semangat dalam melaksanakan percakapan. Misalnya, Pelajaran linguistik dapat diberikan dengan cara yang santai; tetapi dapat juga dengan semangat yang menyala-nyala

-  (6) Instrumentalities, yaitu yang menunjuk pada jalur percakapan apakah secara lisan atau bukan.

-  (7) Norms, yaitu kesopanan dalam percakapan, norma perilaku peserta percakapan.

-  (8) Genres, yaitu yang menunjuk pada kategori atau ragam bahasa yang digunakan "Situasi kesempatan berbahasa (T) dan (R)"

3.3.4    Kontak Bahasa

   Dalam masyarakat yang terbuka, artinya yang para anggotanya dapat menerima kedatangan anggota dari masyarakat lain, baik dari satu atau lebih dari satu masyarakat, akan menerima kedatangan akan saling mempengaruhi dengan bahasa dari masyarakat yang datang. Hal yang sangat menonjol yang bisa terjadi dari adanya kontak bahasa ini adalah terjadinya atau terdapatnya yang disebut bilingualisme dan multilingualisme  dengan berbagai macam kasus, seperti interferensi, integrasi, alihkode,dan campurkode

3.2.5  Bahasa dan Budaya

    Satu lagi yang menjadi objek kajian linguistik makro adalah mengenai hubungan bahasa dengan budaya atau kebudayaan.
 Dalam sejarah linguistik ada suatu hipotesis yang sangat terkenal mengenai hubungan bahasa dan kebudayaan ini,bahasa itu mempengaruhi cara berpikir dan bertindak anggota masyarakat penuturnya. Apa yang dilakukan manusia selalu dipengaruhi oleh sifat-sifat bahasanya, Misalnya, katanya, dalam bahasa-bahasa yang mempunyai kategori kala atau waktu, Hipotesis ini dikeluarkan oleh dua orang pakar, yaitu Edward Sapir dan Benjamin Lee Whorf (karena itu disebut Hipotesis Sapir-Whorf)

3.4   KLASIFIKASI BAHASA

    Pada 3.2 di atas sudah disebutkan bahwa bahasa bersifat universal di samping juga unik. Jadi, bahasa-bahasa yang ada di dunia ini di samping ada kesamaan ada juga perbedaan, Di Eropa dengan berkembangnya study linguistik historis komparatif, studi yang khusus pada telaah perbandinganbahasa
 Di dalam praktek membuat klasifikasi tu, ternyata tiga persyaratan yang diajukan greenberg itu tidak dapat di laksanakan, sebab banyak sekali ciri-ciri bahasa yang dapat digunakan untuk membuat klasifikasi itu.

3.4.1   Kasifikasi Genetika

     Klasifikasi genetis, disebut juga klasifikasi geneologis, dilakukan berdasarkan garis keturunan bahasa-bahasa itu. Artinya, suatu bahasa berasal atau di turunkan dari bahasa-bahasa yang lebih tua

3.4.2   Klasifikasi Tipologis

     Klasifikasi tipologis dilakukan berdasarkan kesamaan tipe atau tipe-tipe yang terdapat pada sejumlah bahasa.Oleh karena itu, klasifikasi tipologi dapat dilakukan pada semua tataran bahasa. Maka, karena itu pula, hasil klasifikasinya ini menjadi bersifat arbitrer, karena tidak terikat pada tipe tertentu, melainkan bebas menggunakan tipe yang mana saja.

3.4.3  Klasifikasi Areal

    Klasifikasi areal dilakukan berdasarkan adanya hubungan timbal balik antara bahasa yang satu dengan bahasa yang lain di dalam suatu areal atau wilayah. Yang terpenting adanya adanya data   pinjam-meminjam yang meliputi pinjaman bentuk dan arti, pinjam meminjam ini karena kontak sejarah, bersifat historis dan konvergensif. “Pada klasifikasi genetis bersifat divergensif” (pinjaman kata dan arti)

3.4.4  Klasifikasi Sosiolinguistik

    Klasifikasi sosiolinguistik dilakukan berdasarkan hubungan antara bahasa dengan fakto-faktor yang berlaku dalam masyarakat; tepatnya, berdasarkan status, fungsi dan penilaian yang diberikan masyarakat terhadap bahasa itu.
  Historisitas berkenaan dengan sejarah perkembangan bahasa atau sejarah pemakaian bahasa itu. Kriteria historisitas ini akan menjadi positif kalau bahasa itu mempunyai sejarah perkembangan atau sejarah pemakaiannya.

3.5   BAHASA TULIS DAN SISTEM AKSARA

    Dalam bagian terdahulu sudah disebutkan bahwa bahasa adalah sebuah sistem bunyi. Jadi, bahasa itu adalah apa yang dilaksanakan. Juga sudah disebutkan bahwa linguistik melihat bahasa itu adalah bahasa lisan, bahasa yang diucapkan, bukan yang dituliskan. Bahasa lisan lebih dahulu ada dari pada bahasa tulis. Malah hingga saat ini masi banyak bahasa di dunia ini yang belum punya tradisi tulis. Artinya, bahasa itu hanya digunakan secara lisan, tetapi tidak secara tulisan. Bahasa lisan adalah primer sedangkan bahasa tulis adalah skunder
 Bahasa tulis sebenarnya merupakan “rekaman” bahasa lisan, sebagai usaha manusia untuk “menyimpan” bahasanya untuk bisa dsampaikan kepada orang lain yang berada dalam ruang dan waktu yang berbeda. Namun, ternyata rekaman tulis sangat tidak sempurna. Banyak unsur bahasa lisan, seperti tekanan, intonasi, dan nada yang tidak dapat direkam secara sempurna dalam bahasa tulis; padahal dalam berbagai bahasa tertentu tiga unsur itu sangat penting, jika dibandingkan dengan rekaman pada pita rekaman.